Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (YPKAI) atau Community for Children with Cancer (C3) menjelaskan tentang apa itu kanker.
"Kanker merupakan penyakit yg diakibatkan oleh sel yg membelah diri pada tubuh tanpa dapat dikendalikan. Dalam keadaaan normal, sel tumbuh & membelah diri ketika tubuh benar-benar membutuhkan untuk menghasilkan sel-sel baru. Kadang ada sel yg ttp aja membelah diri pdhl sel baru tdk dibutuhkan. Sel2 tambahan ini membentuk suatu massa jaringan yaitu tumor.Tumor yg dinyatakan ganas disebut kanker. Mengapa disebut ganas krn sel2 ini dpt menyebar keluar dr organ asal ke organ lainnya. Kanker adalah penyakit yg relatif sulit utk disembuhkan terutama jika terlambat utk mendapatkan pengobatan."
Actually, I'm not a cancer fighter and I'm so thankful because of that. But cancer is one of things that I do not want its existing in this world. What do yo feel if you see people that you love have this inside their body and they have to fight, trying to heal their body? In the other side, you can't do anything but supporting them to survive. It hurts. I have been through this situation, two times.
Adik sepupu dan Kakak Ibu saya mengidap penyakit kanker. Bukan lagi tumor. Sudah menjadi kanker karena sudah pada stadium lanjut dan menjadi berbahaya karena telah menyebar.
Adik sepupu saya, Afiq (12 tahun), mengidap kanker otak. Selama setahun lebih, dia melawan penyakit ini. Seingat saya, semua mulai diketahui ketika dia jatuh dan mengeluh pusing ketika di sekolah. Semua berpikir, jatuhnya itu yang menyebabkan sakit di kepala. Ternyata salah. Sakit di kepalanya yang memungkinkan dia terjatuh. Ternyata saat itu kankernya sudah sampai di stadium tiga atau empat, saya lupa pastinya. Akhirnya diadakan operasi untuk mengangkat sel kanker di kepalanya. Operasi tersebut dilakukan oleh dr. Eka Julianta, seorang ahli bedah syaraf, setelah sebelumnya direkomendasikan oleh seorang rekan. Dokter ini begitu baik, bahkan dia membantu mencari solusi untuk pembayaran operasi yang akan dilakukan pada Afiq. Biaya yang tidak bisa dikatakan murah. FYI, operasi tersebut direkam dalam sebuah video karena (katanya) kanker tersebut agak berbeda dibanding dengan lainnya. Beberapa hari setelah operasi, saya dan keluarga besar melihat rekaman tersebut. Kanker itu seperti gumpalan lemak, putih dan kenyal. Namun, walaupun bukan benda yang keras, sel ini cukup kuat untuk menekan organ vital seperti otak sehingga fungsinya terganggu. Keluarga kami cukup lega karena sel tersebut bisa diangkat. Setelah itu, dia menjalani berbagai macam pengobatan untuk pemulihan. Namun ternyata setelah beberapa bulan lamanya, sel itu muncul lagi. Semua terasa cepat, hingga tiba-tiba Afiq tidak sadarkan diri. Dia dirawat beberapa lama di rumah sakit, hingga akhirnya pergi. Ketika dia sakit dulu, kata Ibu, dia sebenarnya mengalami sakit yang tidak tertahankan. Kepalanya seringkali membuat dia meringis, sampai-sampai ibunya menaruh sendok di mulutnya untuk antisipasi agar dia tidak mengigit lidahnya sendiri dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, ketika menahan sakit.
Sedangkan kakak ibu saya mengidap kanker getah bening. Saya lupa awal semuanya seperti apa, tetapi memang, suka terlihat seperti ada yang tertahan ketika dia bernapas. Dia mengalami proses kemoterapi yang cukup lama. Selama pengobatan, Ibu dan Ayah saya yang menemani. Rumah saya pun menjadi tempat singgah ketika dia akan atau telah berobat. Setelah operasi, tangannya membengkak, namun seiring kemoterapi, tangannya mulai kembali. Tangannya harus dipijat rutin, saya pernah sesekali memijat tangannya. Selama kemoterapi, saya yang melihatnya saja sudah cukup lelah. Bagaimana dia yang melakukannya? Jarak yang cukup jauh, dan hampir selalu di malam hari pasti membuat badannya pun capek. Dia sebenarnya tinggal di Bandung, rumah saya di pinggiran Depok, dan tempat berobatnya berada di pusat Jakarta, namun dia harus menempuh jarak-jarak tersebut. Proses yang memasukan cairan ke badanmu lewat suntikan secara rutin pasti menyakitkan. Apalagi efek samping dari pemakaian obat itu. Walaupun begitu, dia jarang mengeluh. Oh iya, kenapa Ayah dan Ibu saya yang membawanya berobat? Karena suami dan anak-anaknya tinggal di Bandung. Suatu ketika, keadaan dia membaik dan dia sedang berada di Bandung, tiba-tiba suaminya drop dan masuk rumah sakit. Umur memang tidak ada yang tahu. Suaminya ternyata memiliki sakit jantung dan kemudian pergi mendahului semuanya. Mungkin hal ini menjadi pukulan bagi dirinya. Kondisinya menjadi tidak stabil. Pada suatu sore ketika saya pulang sekolah dan minta untuk dijemput oleh Ayah, Ayah justru menjawab dengan pernyataan lain. Kakak ibu saya akhirnya pergi.
Mereka berdua orang yang kuat. Tidak bisa dibayangkan jika saya yang melalui semua itu. Apa saya bisa sekuat mereka? Ini yang menyebabkan saya menginginkan penyakit ini hilang sehilang-hilangnya.
Tadi pagi, saya membuka twitter. Ada satu tweet yang cukup mengagetkan. Selama beberapa bulan ke belakang, saya mem-follow akun @AbiBangun (Israq Abimanyu), seorang anak kecil berumur 11 tahun yang koma selama 193 hari setelah operasi pengangkatan tumor otak sampai akhirnya dia pergi tadi pagi pukul 01.20. Akun itu menjadi salah satu media penyampaian perkembangan Abi dan untuk menggalang dana untuk dirinya. Abi mengingatkan saya dengan Afiq, itu alasan saya mengikuti akun tersebut. Membaca berita dia pergi, seperti mendapat kabar ketika dulu Afiq pergi.
Walaupun begitu, tidak semua pengidap kanker itu tidak bisa sembuh kok. Banyak kasus yang menceritakan kesuksesan pengobatan kanker. Manusia hanya bisa berusaha, sisanya ditentukan oleh Yang Kuasa.
Mari bersama melawan kanker! :D
Salam,
Uti
No comments:
Post a Comment